
17/04/2025
Peternak Cerdas! Ternak Puluhan Kambing dengan Pakan Murah, Hanya 500 Rupiah Per Kilo
Pasangan suami istri Marjono dan Sri Urani asal Desa Sendang, di depan Pasar Sendang, menjalani masa tua mereka dengan berkah lewat usaha peternakan kambing.
Fokus utama mereka adalah beternak kambing berbagai jenis seperti etawa, kambing kacang, dan domba sejak tahun 2014.
Awalnya mereka hanya memelihara dua ekor kambing etawa, namun kini jumlahnya berkembang menjadi puluhan.
Dari kegagalan mengikuti lomba kambing, mereka justru menemukan potensi usaha harian, mingguan, hingga tahunan dari peternakan.
Usaha ini dimulai dari modal pinjaman simpan pinjam untuk membeli dua ekor kambing.
Seiring waktu, kambing-kambing tersebut berkembang biak dan mulai menghasilkan susu yang kemudian mereka pasarkan.
Mereka menjual susu kambing sebagai solusi kesehatan, terutama saat pandemi COVID-19, ketika kebutuhan imun tubuh meningkat.
Susu kambing ini sempat laris manis, bahkan dipesan hingga beberapa hari sebelumnya karena tingginya permintaan.
Mereka juga membentuk kelompok peternak bernama Papa Embek untuk saling mendukung dan berbagi pejantan.
Perkembangan usaha ini tidak lepas dari efisiensi pakan yang mereka terapkan.
Marjono dan Sri memilih membuat pakan fermentasi atau silase dari tanaman jagung yang mereka tanam sendiri.
Biaya produksi pakan silase ini sangat murah, hanya sekitar Rp500 per kilogram.
Silase dari tebon jagung ini dis**ai kambing, bergizi tinggi, dan menghemat waktu serta tenaga dibanding harus ngarit setiap hari.
Dengan sistem ini, mereka mampu memelihara hingga 70 sampai 100 ekor kambing hanya berdua.
Usaha ini telah mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan dua anak mereka hingga kuliah.
Tak hanya susu, peternakan ini juga menghasilkan daging, anak kambing, kotoran untuk kompos, dan nilai seni dari kambing etawa.
Mereka mengelola semua sendiri, mulai dari merawat indukan, membantu proses kelahiran, hingga menjual produk.
Untuk efisiensi, mereka mencatat tanggal perkawinan kambing agar bisa memantau waktu kelahiran dengan lebih akurat.
Anak kambing yang baru lahir dirawat secara intensif dengan memerah susu induknya dan kadang ditambah susu sapi.
Marjono dan Sri berharap usaha ini bisa menginspirasi generasi muda agar tidak takut menekuni dunia peternakan.
Mereka percaya bahwa jika ditekuni dengan serius, pertanian dan peternakan bisa jadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Mereka menekankan pentingnya semangat, kerja sama, dan saling berbagi antar peternak.
Kini banyak peternak di sekitar mereka yang mulai meniru sistem silase, membuktikan bahwa inovasi sederhana bisa membawa dampak besar.
Mereka juga menanam tanaman hijauan di bawah hutan produksi seperti kaliandra dan indigofera yang diizinkan untuk hijauan ternak.
Menurut mereka, tidak ada alasan untuk tidak bisa beternak jika ada semangat dan kemauan untuk terus belajar.
Selain itu, mereka juga mengatur sistem afkir kambing berdasarkan produksi susu, kemampuan reproduksi, dan postur fisik kambing.
Beberapa anakan kambing etawa bahkan pernah dijual seharga Rp5 juta karena memiliki postur dan bentuk yang ideal.
Peternakan bagi mereka bukan hanya ladang penghasilan, tapi juga sumber kebahagiaan dan kenikmatan di masa tua.
Mereka berharap bisa terus berbagi semangat dan pengalaman kepada peternak pemula di seluruh Indonesia.
SC: PecahTelur