25/03/2024
AL ASWAD, KHATAM QURAN SELAMA DUA HARI DI BULAN RAMADAN
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda โSebaik-baik masa adalah masaku, kemudian orang-orang setelah merekaโ
Kesalehan generasi sahabat dan tabiโin memang tak diragukan lagi, mereka adalah orang-orang saleh yang banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah. Terlebih di bulan Ramadan, mereka akan melipatgandakan waktu untuk beribadah. Begitu p**a dengan Al Aswad bin Yazid.
Nama lengkapnya ialah Al Aswad bin Yazid bin Qais an Nakhaโi, seorang zuhud yang banyak berpuasa dan membaca Al Quran. Laki-laki yang diberi julukan Abu Abdurrahman ini merupakan seorang mukhadram. Ia hidup semasa dengan Rasulullah, namun sayangnya ia tak sempat berjumpa dengan utusan Allah tersebut.
Ia belajar dari para sahabat, termasuk dari Muadz bin Jabal saat Muadz diutus ke Yaman. Selain Muadz, beberapa gurunya di antaranya Aisyah, Bilal, dan Ibnu Masโud.
Asy Syaโbi pernah ditanya mengenai Aswad bin Yazid, ia berkata โSesungguhnya ia (Aswad bin Yazid) adalah shawwam (banyak berpuasa), qawwam (banyak salat malam) dan hajjaj (banyak berhaji).
Dikisahkan bahwa Aswad bin Yazid sangat sering berpuasa hingga tubuhnya kurus dan lidahnya hitam karena mengering. Namun ia senantiasa membaca Al Quran untuk membuat lisannya basah dengan firman-firman Allah.
Di bulan-bulan biasa, Aswad bin Yazid selalu mengkhatamkan Al Quran sekali dalam seminggu. Sedangkan di bulan Ramadan ia semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas bacaannya, ia mampu mengkhatamkan Al Quran hanya dalam waktu dua hari.
Selain berpuasa dan membaca Al Quran, Aswad bin Yazid juga sering berhaji. Ia telah berangkat ke Baitullah sebanyak 80 kali, baik untuk berhaji maupun umrah. Selama hidupnya, Aswad bin Yazid banyak beribadah dan menyedikitkan tidur, waktu tidurnya hanya antara magrib dan Isya.
Ketika ia menghadapi sakratul maut, ia menangis sedih. Kawan-kawannya pun bertanya โMengapa engkau bersedih seperti ini ya Abu Abdurrahman? Bagaimana aku tak bersedih. Sungguh demi Allah, sekalipun aku mendapatkan ampunan dari Allah, aku masih sangat malu atas apa yang sudah kuperbuat."
Sesungguhnya seseorang akan berada di antara dirinya dan dosa kecil terakhir. Lalu Allah pun mengampuninya. Bahkan rasa malu pada Allah masih tetap ada meskipun ia telah diampuni.
Wallahu Aโlam
Sumber: islami[dot]co